Silaturahmi ke Rumahnya Komarudin
12:23 PM
Foto 2 tahun yang lalu |
Tanggal 7 Juli 2017 pas lagi rame di media sosial karena tanggalan yang cantik, yaitu 7-7-17. Hari ini jam 7 malam lebih aku kerumahnya Komarudin ngajak Candra. Komarudin ini kenalan dan jadi teman kerja pas aku dulu kerja di Surabaya. Kerjanya nyapu-nyapu dan ngebersihin area apartemen gitu alias Cleaning Service. Itu pun sekitar dua tahun yang lalu semenjak aku baru lulus SMK, dan lama kerjanya cuman satu bulanan (satu kali gajian). Namun alhamdulillah, sampai sekarang masih akrab dan nggak lali.
Ini pun pertama kali aku main ke rumahnya Komarudin, karena masih di bulan-bulan Syawal niatnya ya sujarah (silaturahmi) sambil pengen tau rumahnya juga. Sehabis maghrib, aku bbm Komarudin kalau aku mau kerumahnya. Cuman pesannya nggak masuk, alias centang. Katanya sih sinyal di rumahnya buruk. Oh ya, hari-hari sebelumnya aku juga sudah mau ke kerumahnya, cuman ya itu tadi, masalahnya koneksi buruk dan sulit ngehubungin Komarudin. Toh karena belum tau rumahnya.
Kemudian sekitar hampir jam 7 an baru bisa ngeChat, terus tak minta nomornya aja, jadi ngechatnya lewat SMS (lancar kalau lewat sms).
Berangkat ke Rumahnya Komarudin
Setelah nge-bbm Komarudin, aku nge-bbm Rohadi untuk tak ajak ke rumahnya Komarudin. Namun dirinya ada kesibukan melatih tulang-tulang otot dan bentuk tubuhnya (fitnes) sampai jam 8 malam. Daripada nunggu sampai jam delapan malam, aku bbm Candra untuk tak ajak. Pesan dari setengah tujuhan, sampai lebih jam tujuh baru pesannya masuk. Berangkatlah jam tujuh lebih ditanggal tujuh, bulan tujuh tahun dua ribu tujuh belas ke rumahnya Komarudin, hohoho.
Jam tujuh lebih aku marani Candra ke rumahnya. Lanjut . . . mboncengin Candra menuju pom bensin Barong. Ngisi bensin Pertalite dua puluh ribu rupiah. Ngiritlah, kalau Pertamax nggak level, hohoho. Mau ngisi yang Premium, ehh habis.
Setelah antri sebentar dan ngisi bensin, budal lewat Ngrajek nguualoor ngliwati Demangan. Oh ya, rumahnya Komarudin desa Karangsemi, Nganjuk ya. Setelah sampai di desa Karangsemi aku nunggu di jembatan Karangsemi.
Betewe, kata-kata di atas itu puisi ya. Jadi ngebacanya di nadain, hohoho. Oke lanjut. Nunggu Komarudin di jembatan Karangsemi lumayan lama, dan hawanya dingin karena angin yang kencang. Secara, Nanjuk kan julukannya Kota Angin, hehehe.
Setelah Komarudin datang, salaman, langsung berangkat ke rumahnya. Nggak terpikirkan, rumahnya Komarudin lingkungannya sintrum. Perjalanan pun ngliwati jalan tengah sawah yang lumayan panjang dan nggak ada rumah satu pun. Dalanannya juga rusak lagi, dan dalam perjalanan cuman diterangi lampu motor. Wkwkwkwk, untung aku ngajak teman. Tapi katanya Komarudin aman dari tindak kriminal sih, hehehe.
Sesampainya di rumah Komarudin nyalamin kedua orang tuanya, dan setelah itu ngobrol sana sini sambil nyemil dan minum kopi susu, hohoho. Kemudian di rumahnya Komarudin jumpa juga dengan Edo. Edo ini juga salah satu teman kerja pas di Surabaya dulu, sama kayak Komarudin. Betewe, Edo sama Komarudin tetangga an ya. Cuman diriku nggak mampir ke rumahnya Edo, hehehe mungkin lain kali.
Tema utama ngobrol kali ini tentang kesibukan masing-masing, seperti kesibukan NGAWOL yang juga dibahasnya, hahahaha. Selain itu juga ngebahas kenangan dulu ketika masih kerja bareng dan gimana kabar teman-teman yang sudah nggak tau kabarnya. Di rumah Komarudin aku dan Candra sampai jam setengah sebelas malam (kurang lebih), baru kemudian pamitan pulang.
Kalau sudah tau jalannya, perjalanan pulang cuman sekitar setengah jam-an. Itupun dikurangin karena nunggu Candra pipis dulu di pom bensin Barong, kkkkk.
Nah mungkin lebaran depan, kalau masih diberi umur panjang, bisa main ke rumahnya Komarudin lagi. Atau mungkin Komarudin dan Edo yang gantian main ke rumahku, hehehe. Sayangnya pas main ke rumah Komarudin tidak ada foto-foto yang di abadikan, jadi ya ngebikin artikelnya kurang menarik, wuohohoho.
Jam tujuh lebih aku marani Candra ke rumahnya. Lanjut . . . mboncengin Candra menuju pom bensin Barong. Ngisi bensin Pertalite dua puluh ribu rupiah. Ngiritlah, kalau Pertamax nggak level, hohoho. Mau ngisi yang Premium, ehh habis.
Setelah antri sebentar dan ngisi bensin, budal lewat Ngrajek nguualoor ngliwati Demangan. Oh ya, rumahnya Komarudin desa Karangsemi, Nganjuk ya. Setelah sampai di desa Karangsemi aku nunggu di jembatan Karangsemi.
Angin yang kencang berhembus dari arah utara, menerjang ke arah tubuhku yang cungkring ini dari depan. Hawa dingin pun menyelimuti tubuhku sampai ke tulang-tulang. Sontak, bentuk tubuh yang cungkring ngebikin aku langsung kedinginan.
Betewe, kata-kata di atas itu puisi ya. Jadi ngebacanya di nadain, hohoho. Oke lanjut. Nunggu Komarudin di jembatan Karangsemi lumayan lama, dan hawanya dingin karena angin yang kencang. Secara, Nanjuk kan julukannya Kota Angin, hehehe.
Setelah Komarudin datang, salaman, langsung berangkat ke rumahnya. Nggak terpikirkan, rumahnya Komarudin lingkungannya sintrum. Perjalanan pun ngliwati jalan tengah sawah yang lumayan panjang dan nggak ada rumah satu pun. Dalanannya juga rusak lagi, dan dalam perjalanan cuman diterangi lampu motor. Wkwkwkwk, untung aku ngajak teman. Tapi katanya Komarudin aman dari tindak kriminal sih, hehehe.
Sesampainya di rumah Komarudin nyalamin kedua orang tuanya, dan setelah itu ngobrol sana sini sambil nyemil dan minum kopi susu, hohoho. Kemudian di rumahnya Komarudin jumpa juga dengan Edo. Edo ini juga salah satu teman kerja pas di Surabaya dulu, sama kayak Komarudin. Betewe, Edo sama Komarudin tetangga an ya. Cuman diriku nggak mampir ke rumahnya Edo, hehehe mungkin lain kali.
Tema utama ngobrol kali ini tentang kesibukan masing-masing, seperti kesibukan NGAWOL yang juga dibahasnya, hahahaha. Selain itu juga ngebahas kenangan dulu ketika masih kerja bareng dan gimana kabar teman-teman yang sudah nggak tau kabarnya. Di rumah Komarudin aku dan Candra sampai jam setengah sebelas malam (kurang lebih), baru kemudian pamitan pulang.
Kalau sudah tau jalannya, perjalanan pulang cuman sekitar setengah jam-an. Itupun dikurangin karena nunggu Candra pipis dulu di pom bensin Barong, kkkkk.
Nah mungkin lebaran depan, kalau masih diberi umur panjang, bisa main ke rumahnya Komarudin lagi. Atau mungkin Komarudin dan Edo yang gantian main ke rumahku, hehehe. Sayangnya pas main ke rumah Komarudin tidak ada foto-foto yang di abadikan, jadi ya ngebikin artikelnya kurang menarik, wuohohoho.
~ SELESAI ~